Kontak Kami

( pcs) Checkout

Buka Senin-Jum'at 07.00 s/d 20.00, Sabtu-Minggu 07.00 s/d 19.00
Toko Alat Kesehatan Mastha Medica Menyediakan berbagai macam alat kesehatan, diantaranya : bed pasien, tensimeter, termometer, kolostomi bag, stetoskop, nebulizer, kursi roda, alat cauter, walker, tongkat kruk, instrumen medis, timbangan, dll. Informasi selengkapnya, klik link berikut http://www.masthamedica.com/ Informasi lainnya, bisa buka link http://alatmediskesehatan.com Kami senang jika bisa melayani Anda Melayani Anda Layaknya Saudara
Beranda » Artikel Terbaru » Merapikan Tempat Tidur Pasien

Merapikan Tempat Tidur Pasien

Diposting pada 13 November 2019 oleh mastha medica

 

A. Posisi tempat tidur yang umum digunakan

Pada rumah sakit, banyak pasien yang menderita berbagai penyakit, terkadang penyakit-penyakit tersebut mengharuskan pasien untuk mengatur cara tidurnya dengan baik. Cara tidur yang baik pasti berhubungan dengan pengaturan posisi tempat tidur yang baik, bukan hanya saat tidur, tetapi saat makan juga memerlukan pengaturan posisi tempat tidur yang baik. Ada beberapa posisi tempat tidur yang umumnya digunakan oleh pasien, yaitu :

  1. Posisi Fowler
  • Kepala tempat tidur di tinggikan sampai sudut 45 derajat atau lebih; posisi setengah duduk.
  • Disukai bila kelien makan .
  • Digunakan selama pemasukan selang nasogastrik dan pengisap nasotrakhea.
  • Meningkatkan exspansi paru.
  1. Posisi Semi Fowler
  • Kepala tempat tidur ditinggikan kira-kira 30 derajat; kecondongan kurang dari posisi fowler.
  • Meningkatkan exspansi paru.
  1. Posisi Trendelenburg
  • Keseluruhan tempat tidur di tinggikan dengn kepala tempat tidur di bawah.
  • Digunakan untuk draenase postural memfasilitasi pena balik pada klien yang   mengalami perfusi perifer yang buruk.
  1. Posisi Trendelenburg Terbalik
  • Keseluruhan tempat tidur ditinggikan dengan kaki tempat tidur di bawah.
  • Jarang digunakan meningkatkan penggosongan lambung mencegah refleks esophagus.
  1. Posisi Datar
  • Keseluruhan tempat tidur secara horizontal pararel dengan lantai.
  • Digunakan untuk klien yang cedera vertebra.
  • Digunakan bagi klien hipotensi umum nya disukai klien untuk kegiatan tidur.

B. Definisi Tempat Tidur

Jenis Tempat tidur dan metode yang digunakan untuk mengoperasikannya dapat berbeda diberbagai fasilitas kesehatan tetapi prinsip dasar merapikan tempat tidur adalah sama. Baik untuk yang tinggal ditempat tidur, maupun yang akan merawatnya, kwalitas tempat tidur menjadi sangat penting. Suatu tempat tidur secara umum harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

  • Individu harus dengan mudah masuk dan keluar. Baik dengan bantuan maupun sendiri.
  • Keamanan harus terjamin, meskipun dengan beberapa alat bantu.
  • Pasien atau penghuni harus dengan mudah dapat dirawat (terutama tinggi tempat kerja penting disini).
  • Diatas tempat tidur harus dapat dietkkan beberapa alat bantu.
  • Tempat tidur, kasur dan bantal harus dapat dibersihkan dengan baik.

Sebuah tempat tidur disamping memenuhi syarat-syarat diatas sebaiknya juga harus dapat disetel dalam berbagai posisi dan berada diatas roda-roda. Kain yag dipakai untuk tempat tidur adalah kebanyakan katun atau kain imitasi katun.

C. Kerangka Tempat Tidur

Kerangka tempat tidur di rumah sakit dibagi menjadi tiga bagian. Hal ini memungkinkan kepala dan kaki tempat tidur dielevasikan secara terpisah. Sebagian besar tempat tidur memiliki motor listrik untuk mengoperasikan engsel yang dapat bergerak. Motor tersebut diaktivasi dengan menekan sebuah tombol atau menggerakan pengungkit yang kecil, yang terletak di sisi tempat tidur atau pada sebuah panel kecil yang terpiah dari tempat tidur tetapi dihubungkan dengan kabel ke tempat tidur, yang dapat segera digunakan oleh klien.

Tempat tidur di rumah sakit biasanya memiliki tinggi 66cm dan lebar 0,9m, lebih sempit dari pada tempat tidur yang biasa, sehingga perawat dapat, menjangkau klien dari salah satu sisi tempat tidur tanpa melakukan peregangan yang tidak perlu. Panjangnya biasanya 1,9 m. Beberapa tempat tidur memiliki panjang yang dapat ditambah untuk mengakomodasi klien yang sayangat tinggi. Fasilitas perawatan jangka panjang klien yang mampu melakukan ambulasi biasanya memiliki tempat tidur yang rendah untuk mempasilitasi klien naik dan turun dari tempat tidur. Sebagaian besar tempat tidur memliki posisi “tinggi” dan “rendah” yang dapat di atur baik secara mekanik mupun secara elektrik dengan menggunakan sebuah tombola tau pengungkit. Posisi tinggi memungkinkan perawat untuk menjangkau klien tanpa melakukan peragangan atau pembungkukan yang tidak perlu. Posisi yang rendah memudahkan klien untuk melangkah dari tempat tidur ke lantai.

D. KASUR

Kasur biasanya di lapisi dengan bahan tahan air agar tidak mudah kotor dan dapat dengan mudah di bersihkan. Sebagaian besar kasur memiliki pegangan di bagian sisinya yang disebut pengangkat sehingga memungkinkan kasur di pindahkan. Banyak kasur khusus juga digunakan di rumah sakit untuk mengurangi tekanan pada daerah penonjolan tulang, seperti tumit. Kasur ini terutama berguna bagi klien yang terbaring di tempat tidur dalam jangka waktu lama.

E. PAGAR TEMPAT TIDUR

Pagar tempat tidur, atau sisi pengaman, baik digunakan pada tempat tidur maupun brankar di rumah sakit. Pagar tempat tidur terdiri dari berbagai bentuk ukuran dan serta biasa nya terbuat dari logam. Peralatan untuk menaikan dan menurunkan nya berbeda. Seringkali, satu atau dua kenop ditarik untuk melepaskan pagar sehingga dapat digerakan. Jika kondisi klien mengharuskan penggunan pagar tempat tidur, penting agar perawat jangan meninggalkan sisi tempat tidur ketika pagar sedang di turunkan. Beberapa pagar tempat tidur memliki dua posisi : naik dan turun. Pagartempat tidur lain memiliki 3 posisi : tinggi, menengah, dan rendah. Posisi turun dan rendah digunakan jika pagar tempat tidur tidak di butuhkan. Pada beberapa model, dasar tempat tidur(kasur dan kranka yang menyanggah nya) harus di naikan sebelum pagar tempat tidur dapat diletakan dalam posisi rendah; jika tidak, pagar tempat tidur dapat mengenai lantai dan mengalami kerusakan posisi menengah digunakan jika tempat tidur berada dalam posisi rendah dan perawat ada disamping tempat tidur tersebut. Posisi pagar tempat tidur yang tinggiatau naik digunakan jika klien berada di tempat tidur dan memerlukan perlindungan agar tidak terjatuh. Beberapa institusi memiliki formulir penolakan yang harusdi tanda tangani oleh klien bila menolak penggunaan pagar tempat tidur.

F. PAPAN KAKI

Papan kaki digunakan untuk menyanggah kaki klien yang di mobilisasi dengan sudut 90 derajat terhadap tungkai guna mencegah kontraktur plantar fleksi.

G. BED CRADLE

Bed cradle, kadang kala disebut krangka Anderson, adalah alat yang di rancang untuk menjaga agar seprai paling atas tidak menyentuh kaki, tungkai, dan bahkan abdomen klien. Sprei di letakan di atas bed cradle dan difiksasi. Terdapat beberapa jenis bed cradle. Salah satau bed cradle yang paling umum adalah batang besi yang melengkung dan yang di pasanag pas di tempat tidur. Bagian dari cradle pas terpasang dibawah kasur dan siku-siku besi yang kecil yang menekan setiap sisi kasur untuk menjaga cradle pada tempat nya. Kerangka dari beberapa cradle meluas sampai dari setengah lebar tempat tidur, diatas satu tungkai.

H. TIANG INTRAVENA

Tiang intervena(tiang kaki, standar), biasanya terbuat dari logam, menyanggah botol invus intravena (IV) ketika cairan diberikan ke klien. Tiang ini dapat diletakan di lantai samping tempat tidur secara bebas atau dipasang di tempat tidur rumah sakit. Beberapa unit rumah sakit memeliki tiang gantungan di atas tempat tidur untuk pemberian cairan IV.

I. Menyiapkan Tempat Tidur

Perawat perlu memiliki kemampuan untuk mempersiapkan tempat tidur rumah sakit dengan cara yang berbeda untuk tujuan tertentu. Pada sebagian besar kondisi, tempat tidur dirapikan setelah klien mendapatkan perawatan tertentu dan jika tempat tidur tidak ditempati. Akan tetapi, setiap saat perawat perlu merapikan tempat tidur yang ditempati atau memepersiapkan tempat tidur untuk klien yang sedang menjalani pembedahan (tempat tidur anestesi, pascaoperasi, atau bedah). Terlepas dari tipe peralatan tempat tidur yang tersedia, apakan tempat tidur yang tersedia, apakah tempat tidur ditempati, atau tujuan tempat tidur disiapkan, pedoman tertentu berlaku untuk semua cara merapikan tempat tidur.

Jenis persiapan tempat tidur :

  • Unoccupied Bed (tempat tidur yang belum ada klien diatasnya):
  • Closed Bed (tempat tidur tertutup)
  • Open Bed (tempat tidur terbuka)
  • Aether Bed (tempat tidur pascaoperasi)
  • Occupied Bed (mengganti tempat tidur dengan klien di atasnya)

Prinsip perawatan tempat tidur :

  • Tempat tidur klien harus selalu bersih dan rapih.
  • Linen diganti sesuai kebutuhan dan sewaktu-waktu, jika kotor.
  • Penggunaan linan bersih harus sesuai kebutuhan dan tidak boros.

Hal-Hal Yang Harus diPerhatikan dalam Perwatan Tempat Tidur :

  • Hindari kontaminasi pada linen bersih.
  • Ketika akan mengganti linen pada tmpat tidur klien, bawa linen sesuai kebutuhan, jangan membawa linen berlebihan untuk menghindari terjadinya kontaminasi kuman atau mikroorganisme dan infeksi nosokimial dari satu klien ke klien lain.
  • Pada saat memasang linen bersih, bentngkan linen di atas tempat tidur, jangan di kibaskan.
  • Jangan menempatkan linen kotor pada tempat tidur klien, meja atau peralatan klien lainnya.
  • Saat memasang linen atau alat tenun pada tempat tidur klien, gunakan cara yang efektif dan kerjakan pada satu sisi dulu setelah selesai baru pindah ke sisi lain.
  • Tempatkan linen atau alat tenun yang kotor pada tempat yang bertutup (ember yang ada tutupnya). Bawa dengan hati-hati jangan menyentuh pakaian perawat dan cuci tangan setelahnya.
  • Perawat harus tetap memperhatikan keadaan umum klien selama melaksanakan tindakan.

 

  • Prosedur Pelaksanaan
  1. Cuci tangan
  2. Letakkan alat tenun yang telah disusun sesuai pemakaian didekat tempat tidur.
  3. Pasang alas kasur dan kasur.
  4. Pasang sprei besar/ laken dengan ketentuan berikut:
  5. Garis tengah lipatan diletakkan tepat ditengah kasur.

o   Bentangkan sprei, masukkan sprei bagian kepala ke bawah kasur ±30cm; demikian juga pada bagian kaki, tarik setegang mungkin.

o   Pada ujung setiap sisi kasur bentuk sisi 90°, lalu masukkan seluruh tepi sprei kebawah kasur dengan rapi dan tegang.

  1. Letakkan perlak melintang pada kasur ±50cm dari bagian kepala.
  2. Letakkan stik laken diatas sprei melintang kemudian masukkan sisi-sisinya kebawah kasur bersama dengan perlak.
  3. Pasang boven pada kasur daerah bagia kaki, pada bagian atas yang terbalik masukkan kebawah kasur ±10cm kemudian ujung sisi bagian bawah (kaki) dibentuk 90° dan masukkan kebawah kasur. Tarik sisi atas sampai terbentang.
  4. Pasang selimut pada kasur bagian kaki, pada bagian atas yang terbalik dimasukkan kebawah kasur ±10cm kemudian ujung sisi-sisinya dibentuk 90° dan masukkan kebawah kasur. Tarik sisi atas sampai terbentang.
  5. Lipat ujung atas boven sampai tampak garis atau pitanya.
  6. Masukkan bantal kedalam sarungnya dan letakkan diatas tempat tidur dengan Bagian yang terbuka dibagian bawah.
  7. Pasang sprei penutup (over laken).
  8. Cuci tangan.

Semoga Bermanfaat 🙂

Bagikan informasi tentang Merapikan Tempat Tidur Pasien kepada teman atau kerabat Anda.

Merapikan Tempat Tidur Pasien | Mastha Medica

Belum ada komentar untuk Merapikan Tempat Tidur Pasien

Silahkan tulis komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Mungkin Anda tertarik produk berikut ini:
OFF 25%
Rp 1.650.000 Rp 2.200.000
Ready Stock
SIDEBAR
})